و هولغة الضمواالجتماع وشر عاعقد يتضمن اياحة وطء انكاح او تزويخ
|
|
- Sugiarto Darmadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan sunnatullah yang umum dan berlaku pada semua makhluk-nya baik pada manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. Ia adalah salah satu cara yang di pilih Allah SWT, sebagai jalan bagi makhluk-nya untuk berkembang biak dan melestarikan hidupnya. 1 Dalam Kitab H{a>syiah I anah at{-t{a>libi>n juz III menyebutkan : 2 و هولغة الضمواالجتماع وشر عاعقد يتضمن اياحة وطء انكاح او تزويخ Pernikahan itu secara bahasa adalah berkumpul. Adapun secara syariat pernikahan adalah akad yang mengandung kebolehan berhubungan badan dengan lafaz menikah atau lafaz mengawini. 3 Segala sesuatu diciptakan berpasang-pasangan seperti adanya laki-laki dan perempuan. Ada pula langit dan ada bumi, ada matahari dan ada rembulan, ada kemudahan dan ada kesulitan, ada cahaya dan ada kegelapan. Hikmah dengan berpasangan tersebut keberadaan makhluk tetap ada, karena akan tumbuh dan berkembang maka dari situlah diraih banyak manfaat. 9 1 Slamet Abidin dan Aminuddin, Fiqh Munakahat I (Bandung: Pustaka Setia, 1999), hlm. 2 Abu> Bakar, H{a>syiah I anah at{-t{a>libi>n, juz III, (Bayru>t: Da>rl fikr, 1994), hlm Sayid Abu> Bakar Muhammad Syatha, H{a>syiah I anah at{-t{a>libi>n, (Semarang: Thatha Putra 2015), hlm
2 2 Firman Allah Swt pada Q.S. az}-z}a>riya>t/51: 49 Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. 4 Ayat di atas menegaskan bahwa semua jenis makhluk hidup memiliki kodrat berpasang-pasangan. 5 Dalam kehidupan umat manusia, Islam hanya mengakui pernikahan sebagai satu-satunya bentuk berpasangan yang benar. Dengan demikian mudah dimengerti apabila ajaran agama Islam mendorong pemeluknya yang sudah balig dan mampu secara ekonomi untuk segera melangsungkan pernikahan. Oleh karena itu dengan menikah manusia dapat memelihara statusnya yang mulia dan menyalurkan kebutuhan biologisnya. Selain itu pernikahan merupakan cara terbaik untuk kelangsungan dan pengembangbiakan manusia itu sendiri. 6 Allah SWT berfirman dalam Q.S. an- Nisa>/04: 1 Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya dan dari pada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki 4 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Penerbit Diponegoro, Cet. Ke-10, 2005), hlm Abdul Hamid, Bimbingan Islam untuk Mencapai Keluarga Sakinah, (Bandung: al- Bayan, 1995), hlm Syamsul Rijal Hamid, Buku Pintar Agama Islam, (Jakarta: Penebar Salam, 1998), hlm.
3 3 dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. 7 Pernikahan adalah salah satu pintu yang meski dilewati oleh kalangan muslim untuk menyempurnakan agamanya. Seorang muslim belum menikah, dalam pandangan Allah SWT orang tersebut masih dianggap belum sempurna dalam menjalankan agamanya. Rasulullah SAW bersabda : ا ذا ت ز و ج االب د ف ق د ك م ل ن ص ف الد ي ن ف ل ي ت ق للا ف ي الن ص ف الب ق ي Sesungguhnya orang yang menikah telah menyempurnakan setengah dari agamanya. Maka sempurnakanlah setengahnya lagi dengan takwa kepada Allah (H.R. Baihaqi dari Anas bin Ma>lik). 8 Pernikahan bagi umat Islam merupakan ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan seorang perempuan sebagai suami istri berdasar akad nikah yang diatur dalam undang-undang, dengan tujuan membentuk keluarga sakinah atau rumah tangga yang bahagia sesuai dengan hukum Islam. 9 Menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau mi>ts}a>qan> gali>z{an> untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah. Oleh karena itu, untuk mejaga kesucian perkawinan itu, maka pernikahan bagi umat Islam hanya sah apabila dilakukan menurut hukum Islam dan keberadaanya diakui oleh hukum negara dengan adanya pencatatan nikah. Adapun mengenai tujuan sebuah pernikahan dalam agama Islam terdapat dalam dalil Al-Qur'an mengenai keutamaan menikah. 7 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Penerbit Diponegoro, Cet. Ke-10, 2005), hlm Mahuri Kartubi, Menikah Itu Indah, (Yogyakarta: Insan Madani, 2007), hlm Departemen Agama RI, Bahan Penyuluhan Hukum, (Jakarta: Proyek Peningkatan Pelayanan Aparatur Hukum Pusat, 2004), hlm. 166.
4 4 Allah SWT berfirman dalam Q.S. ar-ru>m/30: 21 Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah dia menciptakan untukmu iteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. 10 Berdasarkan ayat di atas, tujuan pernikahan berarti untuk mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah. Yang di maksud dengan Sakinah adalah rasa tenang, tentram, aman dan damai. 11 Mawaddah menurut Quraisy Shihab adalah ketidakrelaan pasangan hidupnya disentuh sesuatu yang buruk.sedangkan yang dimaksud dengan warahmah adalah kasih sayang suami karna takut menimpa keburukan terhadapnya. 12 Dengan demikian antara suami dan istri saling mengisi dan melengkapi. Konsep keluarga yang seperti inilah yang sudah semestinya diimplementasikan oleh umat islam dalam membangun rumah tangga agar bahagia dan kekal abadi. Akan tetapi pada kenyataannya tidak semua umat Islam dapat mengimplementasikan konsep keluarga tersebut. Banyak pasangan suami istri yang tidak harmonis dalam membangun rumah tangga. Seiring perjalanan waktu sebuah pernikahan bukan tidak mungkin akan menemui problem yang terkadang 2006), hlm Departemen Agama R.I, Alquran dan Terjemahnya, (Bandung: Syamil Cipta Media, 11 Lubis Salam, Menuju Keluarga Sakinah, (Surabaya: Terbit Terang, 2003), hlm M. Quraish Shibab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur an, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 36.
5 5 bisa menjadi sumber keretakan keluarga. Untuk itulah diperlukan rasa saling memahami. Menghormati dan sabar dalam menghadapi berbagai situasi yang sekiranya bisa membuat hubungan dalam keluarga menjadi renggang dan berakhir di Pengadilan Agama untuk di urus perceraiannya. Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 1991 tentang Penyebarluasan Kompilasi Hukum Islam Bab XVI tentang putusnya perkawinan yaitu pasal 113 perkawinan dapat putus karena: kematian, perceraian dan atas putusan Pengadilan. Pasal 115 menyebutkan bahwa perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang Pengadilan Agama setelah Pengadilan Agama tersebut berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. 13 Pasal 114 menyebutkan putusnya perkawinan yang disebabkan karena perceraian dapat terjadi karena talak atau berdasarkan gugatan perceraian. Perceraian terjadi salah satunya karena gugatan cerai. Pasal 132 ayat (1) menyebutkan bahwa: gugatan perceraian diajukan oleh istri atau kuasanya pada Pengadilan Agama yang daerah hukumnya mewilayahi tempat tinggal penggugat kecuali istri meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa izin suami. 14 Gugatan cerai yang diajukan istri tentu mempunyai alasan-alasan, salah satu gugat cerai pada pasal 116 huruf g adalah gugatan mengenai pelanggaran taklik talak. 15 Taklik talak menurut pengertian hukum hukum Indonesia ialah merupakan perjanjian yang dengan perjanjian tersebut suami menggantungkan terjadinya 13 Dirjen pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta: Depag RI, 1998/1999), hlm Ibid., hlm Mohd. Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam, ( Jakarta: Bumi Aksara. 1996), hlm.
6 6 suatu talak atas isterinya apabila ternyata di kemudian hari suami melanggar salah satu semua yang ada dalam perjanjian taklik talak tersebut. 16 Taklik talak ini bukan merupakan kewajiban undang-undang atau peraturan karena hal ini dilakukan dengan cara sukarela akan tetapi sekali taklik talak sudah diperjanjikan tidak dapat dicabut kembali. 17 Dalam surat perjanjian taklik talak yang modelnya telah ditentukan, termuat pengakuan suami bahwa ia akan memperlakukan istrinya secara baik dan menggauli istrinya secara makruf. Kemudian disusul dengan janji yang terdiri dari empat pasal sebagai tempat bergantungnya talak. Jika salah satu pasal dilanggar maka talaknya akan jatuh dengan syarat istri mengajukan gugatan persoalan tersebut ke Pengadilan Agama. Isi-isi pasal tersebut ialah, (1) meninggalkan isteri selama dua tahun berturutturut, (2) tidak memberi nafkah wajib kepadanya tiga bulan berturut-turut, (3) menyakiti badan/jasmani istri atau, (4) membiarkan (tidak memperdulikan) istri selama enam bulan. Pengucapan taklik talak ini diadakan dengan maksud melindungi istri dari tindakan wewenng-wenang suami. 18 Dari penjelasan diatas telah jelas bahwa apabila suami telah melanggar taklik talak dan istri tidak rela dan untuk terjadinya jatuh talak maka istri harus mengajukan gugatan kepada Pengadilan Agama dengan alasan pelanggaran taklik talak. Namun ternyata fakta di lapangan yang terjadi di Desa Pangeran Kacil 16 Kamal Muchtar, Asas-asas Hukum Perkawinan tentang Perkawinan, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), hlm Mohd Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam, Suatu Analisis dari UU No. 1 dan K.H.I, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm Sukris Sarmadi, Format Hukum Perkawinan, (Yogyakarta: Pustaka Prima, 2007), hlm.
7 7 Kecamatan Pulau Laut Kabupaten Kotabaru, suami keliru dalam memahami taklik talak. Setelah melakukan observasi awal terhadap penelitian ini, ada kasus mengenai pemahaman suami terhadap taklik talak. EA menikah dengan FR pada tanggal 12 Mei 2012 di Kantor Urusan Agama Kecamatan Pulau Laut Kabupaten Kotabaru, dengan kutipan akta nikah (Nomor: 343, 31, V, 2012). Setelah menikah EA dan FR tinggal ikut orangtua FR yaitu di Desa Pangeran Kacil dan di karuniai satu orang anak perempuan bernama Natasya Az-Zahra. setelah menjalani 4 tahun menikah FR berhenti dari pekerjaan di salah satu Bank swasta sebagai penjaga atau satpam, sejak saat itu FR mulai tidak karuan sehingga tidak menafkahi istri dan anaknya. Pada bulan Agustus 2015 EA menyuruh suami untuk bekerja akan tetapi FR tidak mau bekerja karena terlalu pemilih dengan pekerjaan. 19 Setelah 3 bulan EA dan anaknya tidak dinafkahi, EA meninggalkan FR dan pulang ke rumah orang tuanya di Desa Gunung Ulin dan menganggap FR telah melanggar perjanjian taklik talak maka jatuhlah talak dengan sendirinya. Saat EA pulang kerumah orangtuanya, FR tidak pernah mencari anaknya dan EA serta tidak memperdulikan mereka, padahal FR tahu keberadaan EA dan anaknya di rumah orangtua EA. Sampai akhirnya pada bulan Februari 2016 EA menikah dengan MAR yang ber alamat di Jl. Perikanan Desa Dirgahayu. Sampai sekarang EA hidup rukun dengan MAR. Ketika diwawancarai, FR mengatakan bahwa ia telah cerai dengan EA karena telah melanggar taklik talak tidak menafkahi dan membiarkan dan tidak memperdulikan istri dan anaknya, dan talak tersebut jatuh dengan sendirinya tanpa dia ucapkan lagi kepada EA. FR mengetahui EA telah 19 Fauzi Rahman, Wawancara Pribadi Via Telepon, Banjarmasin, 09 Maret 2017.
8 8 menikah lagi dan hanya diam saja karena dia merasa sudah cerai dengan EA. Kasus ini mengenai pemahaman suami terhadap taklik talak dan dampak dari pemahaman suami terhadap taklik talak. Dari adanya permasalahan hukum inilah penulis tertarik untuk menjadikan kasus ini berdasarkan fakta yang telah dipaparkan sebagai sebuah penelitian ilmiah dan bentuk skripsi yang berjudul Pemahaman Suami Terhadap Taklik Talak (Studi Kasus Di Desa Pangeran Kacil Kecamatan Pulau Laut Kabupaten Kotabaru). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di paparkan diatas, peneliti akan meneliti yang dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana Pemahaman Suami Terhadap Taklik Talak (Studi Kasus di Desa Pangeran Kacil Kecamatan Pulau Laut Kabupaten Kotabaru)? 2. Apa alasan yang mendasari Pemahaman Suami Terhadap Taklik Talak (Studi Kasus di Desa Pangeran Kacil Kecamatan Pulau Laut Kabupaten Kotabaru)? 3. Bagaimana dampak dari Pemahaman Suami Terhadap Taklik Talak (Studi Kasus di Desa Pangeran Kacil Kecamatan Pulau Laut Kabupaten Kotabaru)? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan Rumusan Masalah penelitian yang ingin dicapai oleh penulis adalah sebagai berikut:
9 9 1. Untuk mengetahui Pemahaman Suami Terhadap Taklik Talak (Studi Kasus di Desa Pangeran Kacil Kecamatan Pulau Laut Kabupaten Kotabaru). 2. Apa alasan yang mendasari Pemahaman Suami Terhadap Taklik Talak (Studi Kasus di Desa Pangeran Kacil Kecamatan Pulau Laut Kabupaten Kotabaru). 3. Bagaimana dampak dari Pemahaman Suami Terhadap Taklik Talak (Studi Kasus di Desa Pangeran Kacil Kecamatan Pulau Laut Kabupaten Kotabaru). D. Signifikasi Penelitian 1. Bahan kajian ilmiah dan displin ilmu ke Syariahan dalam bidang hukum keluarga, yang salah satunya membahas tentang Pemahaman Suami Terhadap Taklik Talak (Studi Kasus di Desa Pangeran Kacil Kecamatan Pulau Laut Kabupaten Kotabaru). 2. Bahan pedoman bagi mereka yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut dalam permasalahan yang sama dari sudut pandang yang berbeda. 3. Secara praktis memberikan kontribusi pemikiran sebagai bahan perlengkapan dan penyempurna bagi studi selanjutnya dan juga untuk memperbanyak khazanah perpustakaan sebagai informasi bagi peneliti yang akan meneliti dalam perspektif yang sama. E. Definisi Operasional 1. Pemahaman adalah proses, pembuatan, cara memahami atau memahamkan. Maka pemahaman di sini adalah cara memahami yang berdasarkan pada
10 10 keyakinan dan pendirian suami dalam memahami sendiri taklik talak Taklik adalah perjanjian (kawin): pernyataan. 21 Maka taklik talak adalah perjanjian yang diucapkan calon mempelai pria sesudah akad nikah yang dicantumkan dalam akta nikah berupa janji taklik talak yang digatungkan pada suatu keadaan tertentu yang mungkin terjadi di masa yang akan datang Suami adalah pihak yang digantungkan taklik talak. F. Kajian Pustaka Untuk menghindari kesalahpahaman dan untuk memperjelas permasalahan yang penulis angkat, maka diperlukan kajian pustaka untuk membedakan penelitian ini dengan penelitian yang telah ada. Berdasarkan hal tersebut ada skripsi yang berjudul: Pemahaman Para Isteri Terhadap Konsep Sighat Taklik Talak Di Kecamatan Martapura Timur Kabupaten Banjar, oleh Linda Juhairiyah UIN Antasari Banjarmasin (NIM: ). Peneliti di sini melakukan penelitian tentang pemahaman istri baik yang pihak suami membaca sighat taklik talak maupun suami yang tidak membaca sighat taklik talak pada saat akad nikah, peneliti disini menggali data untuk mengetahui pemahaman istri mengenai konsep sighat taklik talak sebagai jaminan 20 Departemen Pedidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005). hlm Departemen Pedidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm hlm Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, KHI, (Jakarta: Depag RI, 1998/1999),
11 11 dan perlindungan atas diri istri. Kedua skripsi yang berjudul: Persepsi Wanita Tentang Taklik Talak Dalam Perkawinan di Kota Banjarmasin, oleh Laila UIN Antasari Banjarmasin (NIM: ). Disini peneliti melakukan penelitian tentang pengkhususan pada pandangan perempuan mengenai taklik talak, terutama mengenai artinya dan sejauh mana pemahaman wanita tentang arti taklik talak yang sebenarnya. Ketiga skripsi yang berjudul: Penolakan Mempelai Membaca Sighat Taklik Talak Saat Pernikahan di Kota Banjarmasin, oleh Syamsul Muarif UIN Antasari Banjarmasin. Di sini peneliti melakukan penelitian tentang penolakan mempelai laki-laki yang menolak membaca taklik talak saat pernikahan dengan menggali alasan-alasan mempelai tersebut. Dari skripsi di atas penulis jadikan sebagai rujukan dan kajian pustaka, sebab masalah yang diteliti berhubungan dengan masalah yang akan diteliti oleh penulis, namun penelitian yang akan penulis lakukan berbeda dengan penelitian yang ada, dimana penelitian yang akan penulis lakukan lebih memfokuskan kepada pemahaman suami terhadap taklik talak serta mengetahui dampak dari pemahaman suami terhadap taklik talak. G. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah mencari penelitian ini perlu adanya sistematika penulisan skripsi ini terbagi dalam bab yang tersusun secara sistematis. Tiap-tiap Bab memuat pembahasan yang berbeda-beda yaitu: Bab I meliputi Pendahuluan, dalam bab ini diuraikan tentang latar
12 12 belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, signifikasi penelitian, definisi operasional dan sistematika penulisan. Pendahuluan ini ditulis bertujuan untuk memberikan penjelasan pokok tentang bahasan utama yang akan dikaji dalam penelitian ini. Selain itu juga juga bertujuan untuk menghantarkan peneliti pada bab selanjutnya. Bab II meliputi kajian teori yang memuat tentang pengertian taklik talak, latar belakang adanya perjanjian taklik talak, dasar hukum taklik talak, tujuan taklik talak, konsekuensi perjanjian taklik talak, syarat sahnya taklik talak, dan pendapat ulama tentang taklik talak. Bab III meliputi Metodologi penelitian yang terdiri dari jenis, sifat dan lokasi penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan, teknik pengolahan dan analisis data serta tahapan penelitian. Bab IV meliputi laporan laporan hasil penelitian yang berisikan deskripsi kasus perkasus dari hasil wawancara kepada responden. Bab V pembahasan yang memuat sikap istri terhadap taklik talak dan dampak dari pemahaman suami terhadap taklik talak. Bab VI berisi penutup yang meliputi simpulan dan saran-saran.
BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan agar hidup berdampingan, saling cinta-mencintai dan. berkasih-kasihan untuk meneruskan keturunannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan yang indah ini, Allah SWT menciptakan makhluknya berpasang-pasangan agar hidup berdampingan, saling cinta-mencintai dan berkasih-kasihan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun kelompok. Dengan jalan perkawinan yang sah, pergaulan laki-laki dan perempuan terjadi secara terhormat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan dan kemudian dijadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar supaya saling kenal-mengenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sempurna. Pernikahan adalah suatu cara yang dipilih Allah SWT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan salah satu pokok hidup yang paling utama dalam pergaulan masyarakat yang sempurna. Pernikahan adalah suatu cara yang dipilih Allah SWT sebagai jalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi perseorangan maupun kelompok. Dengan jalan perkawinan yang sah, pergaulan laki-laki dan perempuan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI PERKARA PUTUSAN NOMOR 1708/pdt.G/2014/PA.bjn. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri M dalam Putusan Nomor:
Lebih terperinciH.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6
BAB I PENDAHULUAN Dalam kehidupan, manusia tidak dapat hidup dengan mengandalkan dirinya sendiri. Setiap orang membutuhkan manusia lain untuk menjalani kehidupannya dalam semua hal, termasuk dalam pengembangbiakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan diabadikan dalam Islam untuk selama-lamanya. Pernikahan secara terminologi adalah sebagaimana yang dikemukakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Allah SWT telah menciptakan makhluk hidup berpasang-pasangan seperti laki-laki dan perempuan, tapi manusia tidak samadengan makhluk lain nya, yang selalu bebas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghimpit, menindih atau berkumpul, sedangkan arti kiasanya ialah watha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan menurut istilah ilmu fiqih dipakai perkataan nikah dan perkataan ziwaj, nikah menurut bahasa mempunyai arti sebenarnya ( hakikat ) dan arti kiasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua makhluk Allah SWT yang bernyawa. Adanya pernikahan bertujuan untuk memperoleh kebahagiaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah Swt. menciptakan manusia di bumi ini dengan dua jenis yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah Swt. menciptakan manusia di bumi ini dengan dua jenis yang berbeda yaitu laki-laki dan perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa Allah Swt. menciptakan manusia agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang memiliki kedudukan mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling berhubungan antara satu dengan
Lebih terperinciA. Pertimbangan Hukum Hakim dalam Perkara Perceraian Putusan. mediator yang tujuannya agar dapat memberikan alternatif serta solusi yang terbaik
BAB IV ANALISIS TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM DALAM MEMUTUS PERKARA PERCERAIAN MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM NO.0255/Pdt.G/2013/PA.Pas. di PENGADILAN AGAMA PASURUAN A. Pertimbangan Hukum Hakim dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak. Selain itu status hukum anak menjadi jelas jika terlahir dalam suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Allah SWT menjadikan perkawinan sebagai salah satu asas hidup yang utama dalam pergaulan atau masyarakat yang sempurna bahkan Allah SWT menjadikan perkawinan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makhluk-nya, baik pada manusia, hewan, maupun, tumbuh-tumbuhan. Ia adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan sunnatullah yang umum dan berlaku pada semua makhluk-nya, baik pada manusia, hewan, maupun, tumbuh-tumbuhan. Ia adalah suatu cara yang dipilih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut diucapkan sebagai bentuk perjanjian suami atas isterinya, diucapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Taklik talak adalah suatu ucapan talak yang digantungkan pada suatu syarat yang syarat tersebut terjadi pada waktu yang akan datang. Syarat tersebut diucapkan
Lebih terperinciBAB IV PERNIKAHAN SEBAGAI PELUNASAN HUTANG DI DESA PADELEGAN KECAMATAN PADEMAWU KABUPATEN PAMEKASAN
61 BAB IV PERNIKAHAN SEBAGAI PELUNASAN HUTANG DI DESA PADELEGAN KECAMATAN PADEMAWU KABUPATEN PAMEKASAN A. Analisis terhadap Faktor yang Melatar Belakangi Alasan Terjadinya Pernikahan sebagai Pelunasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Rahman I. Doi, penjelasan lengkap hukum-hukum allah (syariah), PT Raja Grafindo persada, Jakarta, 2002, hal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan suatu hal yang paling sakral dalam hidup ini.pernikahan ataupun Nikah merupakan sunnatullah yang berlaku pada semua makhluk Allah baik itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam surat ar-rum ayat 21 sebagai berikut: Artinya: Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah Dia menciptakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan salah satu aktifitas manusia yang telah menjadi takdir Allah. Hal ini sebagaimana telah dijelaskan dalam sebuah firman Allah dalam surat ar-rum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT telah menciptakan segala sesuatunya di dunia ini dengan berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah diciptakan-nya
Lebih terperinciPutusan Nomor : 276/Pdt.G/2011/PA.Pkc. hal. 1 dari 10 hal.
PUTUSAN Nomor : 276/Pdt.G/2011/PA.Pkc. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara cerai gugat pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk selamanya. Tetapi adakalanya karena sebab-sebab tertentu bisa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan lembaga yang melahirkan keluarga, tempat seluruh hidup dan kehidupan manusia berputar. Awalnya perkawinan bertujuan untuk selamanya. Tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran dinyatakan bahwa hidup berpasang-pasangan, hidup berjodoh-jodohan adalah naluri segala makhluk Allah, termasuk manusia. 1 Dalam surat Adz-Dzariyat ayat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah
1 BAB I PENDAHULUAN Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang umum berlaku pada mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah hidupnya karena keturunan dan perkembangbiakan
Lebih terperinci------Pengadilan Agama Poso yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu. pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan atas perkara Cerai Talak
------Pengadilan Agama Poso yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan atas perkara Cerai Talak yang diajukan oleh pihak :-------------------------------------------------------------
Lebih terperinciIDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TIDAK DITETAPKANNYA NAFKAH IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK (STUDI ATAS PUTUSAN NOMOR 2542/PDT.G/2015/PA.LMG) A. Pertimbangan Hukum Hakim yang Tidak Menetapkan Nafkah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PERKAWINAN DI BAWAH UMUR TANPA DISPENSASI KAWIN PENGADILAN AGAMA
59 BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PERKAWINAN DI BAWAH UMUR TANPA DISPENSASI KAWIN PENGADILAN AGAMA A. Analisis Hukum Terhadap Pelaksanaan Perkawinan di bawah Umur Tanpa Dispensasi Kawin Perkawinan ialah
Lebih terperinciAKIBAT PERKAWINAN DIBAWAH UMUR DALAM KELANGSUNGAN HIDUP. ( Studi Kasus Pengadilan Agama Blora)
AKIBAT PERKAWINAN DIBAWAH UMUR DALAM KELANGSUNGAN HIDUP ( Studi Kasus Pengadilan Agama Blora) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor: 0043/Pdt.G/2011/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LAWAN
P U T U S A N Nomor: 0043/Pdt.G/2011/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sungai Penuh yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan wadah penyaluran kebutuhan biologis manusia yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. Sebagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan perkawinan antara seorang laki-laki dan perempuan pada kenyataannya merupakan sudut penting bagi kebutuhan manusia. Bahkan perkawinan adalah hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perempuan dalam ikatan yang sah sebagaimana yang diatur dalam Islam,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah bersatunya dua pribadi antara laki-laki dan perempuan dalam ikatan yang sah sebagaimana yang diatur dalam Islam, yakni separuh nyawa antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan yang indah ini, Allah Swt menciptakan makhlukmakhluk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan yang indah ini, Allah Swt menciptakan makhlukmakhluk berpasang-pasangan, agar hidup berdampingan saling cinta-mencintai dan berkasih-kasih untuk meneruskan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS YURIDIS TENTANG PUTUSAN HAKIM NOMOR. 2781/Pdt.G/2012/PA.Tbn TENTANG PENOLAKAN PERMOHONAN NAFKAH ANAK OLEH ISTRI YANG DICERAI TALAK
64 BAB IV ANALISIS YURIDIS TENTANG PUTUSAN HAKIM NOMOR 2781/Pdt.G/2012/PA.Tbn TENTANG PENOLAKAN PERMOHONAN NAFKAH ANAK OLEH ISTRI YANG DICERAI TALAK A. Analisis Dasar dan Pertimbangan Hukum yang Digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kamus bahasa arab, diistilahkan dalam Qadha yang berarti
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peradilan Agama adalah salah satu dari peradilan Negara Indonesia yang sah, yang bersifat peradilan khusus, berwenang dalam jenis perkara perdata Islam tertentu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 1975 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 dan 4 Tahun 1975 bab II
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencatatan perkawinan dalam pelaksanaannya diatur dengan PP No. 9 Tahun 1975 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 dan 4 Tahun 1975 bab II Pasal 2 ayat (1) PP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan akad yang sangat kuat (mitsaqan ghalidhan) untuk mentaati perintah. Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan ketetapan Allah sebagai jalan untuk berkembang biak dan melestarikan keturunan bagi manusia. Dalam tatanan zislam kawin tidak hanya semata-mata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka biaya ekonomi semakin tinggi yang tidak diikuti lapangan kerja yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk yang semakin bertambah maka biaya ekonomi semakin tinggi yang tidak diikuti lapangan kerja yang memadai mendorong para pekerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki hak dan kewajiban didalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekat perkawinan adalah penyatuan dua pribadi yang saling mengikatkan diri dalam interaksi atau hubungan suami istri, yaitu hubungan yang menjadikan seorang laki-laki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sunnatullah yang berlaku pada semua makhluk-nya, baik pada manusia, Allah SWT sebagai jalan bagi makhluk-nya untuk berkembang, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam mensyariatkan perkawinan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia sebagai ibadah dan untuk memadu kasih sayang serta untuk memelihara kelangsungan hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah salah satu mahluk ciptaan Allah yang paling sempurna, manusia sendiri diciptakan berpasang-pasangan. Setiap manusia membutuhkan bermacam-macam kebutuhan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan ini. Salah satu jalan dalam mengarungi kehidupan adalah dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak bisa hidup sendiri, yang membutuhkan orang lain dalam mengarungi bahtera kehidupan ini.
Lebih terperinciPUTUSAN Nomor : 002/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PUTUSAN Nomor : 002/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Muara Tebo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata tertentu pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk memecahkan persoalan suatu bangsa,
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan upaya untuk memecahkan persoalan suatu bangsa, karena tujuan pendidikan suatu bangsa erat hubungannya dengan usaha mencerdaskan kehidupan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SAMPANG. NOMOR: 455/Pdt.G/2013.PA.Spg.
BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SAMPANG NOMOR: 455/Pdt.G/2013.PA.Spg. A. Analisis Hukum Terhadap Deskripsi Putusan Nomor: 455/Pdt.G/2013/PA.Spg Mengenai Perceraian Akibat Suami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah SWT. menciptakan manusia berpasang-pasangan. Dalam Al Qur an, Allah SWT. berfirman :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah SWT. dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan manusia adalah melengkapi kekurangan manusia lainnya. Salah satunya yaitu
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN NIKAH TUMBUK DESA DI DESA CENDIREJO KECAMATAN PONGGOK KABUPATEN BLITAR
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN NIKAH TUMBUK DESA DI DESA CENDIREJO KECAMATAN PONGGOK KABUPATEN BLITAR A. Analisis terhadap penyebab larangan nikah Tumbuk Desa di desa Candirejo Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak memungkinkan lagi untuk mewujudkan perdamaian, maka hukum Islam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan rumah tangga suatu permasalahan terkadang dapat diatasi, sehingga antara kedua belah pihak dapat berbaikan kembali, tetapi adakalanya perselisihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi khalifah Allah di bumi, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur an surat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah menciptakan manusia di dunia ini menghendaki dan mengangkatnya menjadi khalifah Allah di bumi, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur an surat Al-Baqarah:30 Artinya:
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM
62 BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM CUKUP UMUR DI DESA BARENG KEC. SEKAR KAB. BOJONEGORO Perkawinan merupakan suatu hal
Lebih terperinciPUTUSAN Nomor : 146/Pdt.G/2013/PA.NTN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MELAWAN
PUTUSAN Nomor : 146/Pdt.G/2013/PA.NTN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Natuna yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama
Lebih terperinciTINJAUAN TEORITIS ASAS MONOGAMI TIDAK MUTLAK DALAM PERKAWINAN. Dahlan Hasyim *
Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas Nomor : 23a/DIKTI/Kep./2004 Tgl 4 Juni 2004 TINJAUAN TEORITIS ASAS MONOGAMI TIDAK MUTLAK DALAM PERKAWINAN Dahlan Hasyim * Abstrak Perkawinan,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS MAṢLAḤAH TENTANG POLIGAMI TANPA MEMINTA PERSETUJUAN DARI ISTRI PERTAMA
BAB IV ANALISIS MAṢLAḤAH TENTANG POLIGAMI TANPA MEMINTA PERSETUJUAN DARI ISTRI PERTAMA A. Pandangan Ulama LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) Terhadap Poligami Tanpa Meminta Persetujuan Istri Poligami
Lebih terperinciBAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR. A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur
69 BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur 1. Faktor-Faktor Kawin di Bawah Umur Penyebab terjadinya faktor-faktor
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Perkawinan beda agama adalah suatu perkawinan yang dilakukan oleh
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Perkawinan beda agama adalah suatu perkawinan yang dilakukan oleh seorang pria dengan seorang wanita, yang memeluk agama dan kepercayaan yang berbeda antara
Lebih terperinciMENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki
MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki Perkawinan atau pernikahan merupakan institusi yang istimewa dalam Islam. Di samping merupakan bagian dari syariah Islam, perkawinan memiliki hikmah
Lebih terperinciBAB III DATA PENELITIAN TENTANG PUTUSAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SURABAYA NOMOR 340/PDT.G/2010. A. Keberadaan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya
BAB III DATA PENELITIAN TENTANG PUTUSAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SURABAYA NOMOR 340/PDT.G/2010 A. Keberadaan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya Peradilan Agama merupakan salah satu pelaksana kehakiman bagi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Usaha yang dilakukan keluarga MRA dan keluarga AL dalam membina. Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya adalah dengan memenuhi
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Usaha yang dilakukan keluarga MRA dan keluarga AL dalam membina keluarga
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor : XXX/Pdt.G/2012/PA.Ktbm
P U T U S A N Nomor : XXX/Pdt.G/2012/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kotabumi yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kalangan manusia, tetapi juga terjadi pada tumbuhan maupun hewan. Perkawinan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah perilaku makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa agar kehidupan di alam dunia berkembang biak. Perkawinan bukan saja terjadi di kalangan manusia,
Lebih terperinciPUTUSAN Nomor : 049/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PUTUSAN Nomor : 049/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Muara Tebo yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat
Lebih terperinciTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN MUT AH DALAM PUTUSAN MA RI NO. REG. 441 K/ AG/ 1996
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN MUT AH DALAM PUTUSAN MA RI NO. REG. 441 K/ AG/ 1996 SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan dengan potensi hidup berpasang-pasangan, di mana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan dengan potensi hidup berpasang-pasangan, di mana dalam pergaulan hidupnya di masyarakat tidak dapat terlepas dari ketergantungan antara manusia dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk itu. Perkawinan merupakan faktor untuk membina kerja sama antara laki-laki dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan sunnah Rasulullah Saw kepada umatnya. Beliau menganjurkan agar segera menikah apabila telah sampai pada masanya dan ada kemampuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mensyariatkan perkawinan sebagai realisasi kemaslahatan primer, yaitu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama Islam yang diturunkan oleh Allah SWT. sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam, yang mengatur segala sendi kehidupan manusia di alam semesta ini, diantara aturan
Lebih terperinciSalinan. P U T U S A N Nomor: 0078/Pdt.G/2010/PA.Dmk. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Salinan P U T U S A N Nomor: 0078/Pdt.G/2010/PA.Dmk. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Demak yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara tertentu
Lebih terperinciPUTUSAN Nomor : 31/Pdt.G/2010/PA.Rks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PUTUSAN Nomor : 31/Pdt.G/2010/PA.Rks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Rangkasbitung yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat
Lebih terperinciPUTUSAN Nomor : 301/Pdt.G/2011/PA.Pkc.
PUTUSAN Nomor : 301/Pdt.G/2011/PA.Pkc. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara cerai gugat pada
Lebih terperinciSalinan. P U T U S A N Nomor : 0099/Pdt.G/2010/PA.Dmk.
Salinan P U T U S A N Nomor : 0099/Pdt.G/2010/PA.Dmk. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Demak yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara tertentu
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor :81/Pdt.G/2012/PA. Sgr. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
SALINAN P U T U S A N Nomor :81/Pdt.G/2012/PA. Sgr. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Singaraja yang mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KEBOLEHAN PENDAFTARAN PENCATATAN PERKAWINAN PADA MASA IDDAH
65 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KEBOLEHAN PENDAFTARAN PENCATATAN PERKAWINAN PADA MASA IDDAH A. Analisis Hukum Islam terhadap Alasan Kebolehan Pendaftaran Pencatatan Perkawinan pada Masa Iddah Sha@ri
Lebih terperinciSALINAN P U T U S A N
SALINAN P U T U S A N Nomor: 1213/Pdt.G/2010/PA.Dmk. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Demak yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara tertentu
Lebih terperinciP U T U S A N. /Pdt.G/2014/PA.Ppg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor: /Pdt.G/2014/PA.Ppg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasir Pengaraian yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama dalam sidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahagia dan kekal yang dijalankan berdasarkan tuntutan agama. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT, manusia dibekali dengan keinginan untuk melakukan pernikahan, karena pernikahan itu adalah salah satu faktor
Lebih terperinciPUTUSAN Nomor : 36/Pdt.G/2011/PA.Pkc. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PUTUSAN Nomor : 36/Pdt.G/2011/PA.Pkc. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara perdata tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perbuatan yang bernilai ibadah adalah perkawinan. Shahihah, dari Anas bin Malik RA, Ia berkata bahwa Rasulullah SAW
BAB I PENDAHULUAN Allah SWT menciptakan manusia terdiri dari dua jenis, pria dan wanita. dengan kodrat jasmani dan bobot kejiwaan yang relatif berbeda yang ditakdirkan untuk saling berpasangan dan saling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan sangat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan sangat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun kelompok dengan jalan perkawinan yang sah, pergaulan laki-laki dan perempuan terjadi secara
Lebih terperinciBAB IV. Agama Bojonegoro yang menangani Perceraian Karena Pendengaran. Suami Terganggu, harus mempunyai pertimbangan-pertimbangan yang
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA BOJONEGORO NOMOR. 2865/Pdt.G/2013/PA.Bjn. TENTANG CERAI GUGAT KARENA PENDENGARAN SUAMI TERGANGGU A. Analisis Terhadap Dasar Hukum Hakim Dalam
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor XXX/Pdt.G/2013/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor XXX/Pdt.G/2013/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kotabumi yang memeriksa dan mengadili perkara pada tingkat pertama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor: 0265/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan
SALINAN P U T U S A N Nomor: 0265/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan perempuan dari kedua jenis tersebut Allah menjadikan mereka saling
BAB 1 PENDAHULUAN Allah SWT menciptakan manusia dari dua jenis yang berbeda yaitu laki-laki dan perempuan dari kedua jenis tersebut Allah menjadikan mereka saling membutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
Lebih terperinciPUTUSAN. Nomor 0387/Pdt.G/2014/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PUTUSAN Nomor 0387/Pdt.G/2014/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan Pengadilan Agama berdasarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006, merupakan salah satu badan
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor: 0133/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor: 0133/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sungai Penuh yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi sunnatullah, bahwa kehidupan di muka bumi ini diciptakan
4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah menjadi sunnatullah, bahwa kehidupan di muka bumi ini diciptakan berpasang-pasangan, seperti halnya Allah SWT menciptakan laki-laki dan perempuan yang
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor 903/Pdt.G/2010/PA.Wno BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor 903/Pdt.G/2010/PA.Wno BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Wonosari yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia melainkan seluruh makhluk ciptaan-nya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. A. Analisis Terhadap Modernisasi Mahar Nikah di KUA Jambangan Surabaya
BAB IV ANALISIS A. Analisis Terhadap Modernisasi Mahar Nikah di KUA Jambangan Surabaya Mahar merupakan kewajiban oleh suami terhadap istri yang harus diberikan baik dalam atau setelah dilakukan akad nikah.
Lebih terperinciSALINAN P U T U S A N Nomor : 0333/Pdt.G/2010/PA.Dmk. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
SALINAN P U T U S A N Nomor : 0333/Pdt.G/2010/PA.Dmk. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Demak yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata
Lebih terperinciPUTUSAN. /Pdt.G/2013/PA.Ppg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PUTUSAN NOMOR : /Pdt.G/2013/PA.Ppg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasir Pengaraian yang mengadili perkara Cerai Gugat pada tingkat pertama,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalammenjadikan dan menciptakan alam ini. Perkawinan bersifat umum,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu ketentuan dari ketentuan-ketentuan Allah di dalammenjadikan dan menciptakan alam ini. Perkawinan bersifat umum, menyeluruh, berlaku
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor : 028/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor : 028/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Muara Tebo yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada
Lebih terperinciSalinan. P U T U S A N Nomor : 0127/Pdt.G/2010/PA.Dmk. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Salinan P U T U S A N Nomor : 0127/Pdt.G/2010/PA.Dmk. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Demak yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami isteri. 1 Tujuan Perkawinan menurut UUP No. 1 tahun 1974 adalah
Lebih terperinciSTATUS HUKUM ANAK HASIL PERNIKAHAN SIRRI DAN AKIBAT HUKUMNYA
STATUS HUKUM ANAK HASIL PERNIKAHAN SIRRI DAN AKIBAT HUKUMNYA (STUDI PERBANDINGAN HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF INDONESIA) Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciKOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:
SYARIAH - MUNAKAHAT KOMPETENSI DASAR: Menganalisis ajaran Islam tentang perkawinan Menganalisis unsur-unsur yang berkaitan dengan ajaran perkawinan dalam agama Islam INDIKATOR: Mendeskripsikan ajaran Islam
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor : XXX/Pdt.G/2011/PA.GM
P U T U S A N Nomor : XXX/Pdt.G/2011/PA.GM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Giri Menang yang menerima, memeriksa, dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama menjatuhkan
Lebih terperinciPerzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA
Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA Pertanyaan Dari: Ny. Fiametta di Bengkulu (disidangkan pada Jum at 25 Zulhijjah 1428 H / 4 Januari 2008 M dan 9 Muharram 1429 H /
Lebih terperinci